[KUPANG] Kopi Arabika asal kabupaten Manggarai, Manggarai Timur,
Ngada, dan Nagekeo telah diekspor ke Amerika Serikat sejak 2006 dan
untuk hasil panen tahun 2010 lalu sempat mencapai angka tertinggi yaitu
Rp 5 miliar. Angka ini akan meningkat karena harga kopi setiap tahun
mengalami kenaikan yang sangat dratis.
Hal ini disampaikan Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Yohanis Tay diruang kerjanya, Selasa (12/12) sore.
Yohanis Tay mengatakan, Kopi Flores mendapat gelar juara I kontes Kopi Nasional II pada tahun 2009. “Kami memberikan perhatian pada kualitas kopi arabika di Ngada, Nagekeo, Manggarai Timur dan Manggarai. Kami juga telah membentuk kelompok-kelompok unit pengelolaan hasil (UPH) kopi tahun 2010. Sampai dengan saat ini telah terbentuk 14 UPH di 12 desa di Ngada dan dua UPH di Manggarai Timur. Kelompok-kelompok tersebut akan memberikan pelatihan, pembinaan dan pendampingan dari saat tanam hingga pasca panen, sehingga menghasilkan kopi kualitas eksport yang bermutu,” jelas Anis Tay.
Dia menambahkan, pada 2005, pihaknya telah melakukan penandatanganan MOU dengan pusat penelitian (Puslit) kakao dan kopi di Jember, Jawa Timur tentang tentang pengelolaan dan pemasaran kopi ke luar negeri.
“Melalui kelompok-kelompok tersebut hasil panennya dikumpulkan oleh PT. Citrakom Persada di Surabaya dan kemudian di eksport ke Amerika,” tuturnya.
Dinas Pertanian NTT juga memberikan bantuan peralatan bagi setiap kelompok, memberikan pendampingan cara- tanam dan pengelolaan yang baik dan cara penggunaan pupuk organic serta mensosialisasikan Standart Operasional Prosedur (SOP) mengenai panen yang baik dan benar.
Sebab panen yang baik adalah panen yang 98 persen buahnya matang di pohon sehingga tidak perlu diperam. Setelah dipanen petani langsung mengupas kulitnya dan menjemur hingga kadar air yang tersisa 12 persen serta cara menjemurnyapun harus menggunakan rak-rak khusus.
“Dampak dari ekspor kopi tersebut tentunya akan membuka lapangan kerja bagi masyarakat Flores, selain itu juga ada sukses fee sebesar Rp 100 per kilogram dari PT Citrakom Persada untuk penguatan kelembagaan petani. Dampak lain adalah meningkatkan reputasi produk kopi arabika di Ngada, Nagekeo dan Manggarai Timur sehingga posisi tawar petani didaerah semakin meningkat,” imbuh Tay. [YOS/A-21]
Hal ini disampaikan Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Yohanis Tay diruang kerjanya, Selasa (12/12) sore.
Yohanis Tay mengatakan, Kopi Flores mendapat gelar juara I kontes Kopi Nasional II pada tahun 2009. “Kami memberikan perhatian pada kualitas kopi arabika di Ngada, Nagekeo, Manggarai Timur dan Manggarai. Kami juga telah membentuk kelompok-kelompok unit pengelolaan hasil (UPH) kopi tahun 2010. Sampai dengan saat ini telah terbentuk 14 UPH di 12 desa di Ngada dan dua UPH di Manggarai Timur. Kelompok-kelompok tersebut akan memberikan pelatihan, pembinaan dan pendampingan dari saat tanam hingga pasca panen, sehingga menghasilkan kopi kualitas eksport yang bermutu,” jelas Anis Tay.
Dia menambahkan, pada 2005, pihaknya telah melakukan penandatanganan MOU dengan pusat penelitian (Puslit) kakao dan kopi di Jember, Jawa Timur tentang tentang pengelolaan dan pemasaran kopi ke luar negeri.
“Melalui kelompok-kelompok tersebut hasil panennya dikumpulkan oleh PT. Citrakom Persada di Surabaya dan kemudian di eksport ke Amerika,” tuturnya.
Dinas Pertanian NTT juga memberikan bantuan peralatan bagi setiap kelompok, memberikan pendampingan cara- tanam dan pengelolaan yang baik dan cara penggunaan pupuk organic serta mensosialisasikan Standart Operasional Prosedur (SOP) mengenai panen yang baik dan benar.
Sebab panen yang baik adalah panen yang 98 persen buahnya matang di pohon sehingga tidak perlu diperam. Setelah dipanen petani langsung mengupas kulitnya dan menjemur hingga kadar air yang tersisa 12 persen serta cara menjemurnyapun harus menggunakan rak-rak khusus.
“Dampak dari ekspor kopi tersebut tentunya akan membuka lapangan kerja bagi masyarakat Flores, selain itu juga ada sukses fee sebesar Rp 100 per kilogram dari PT Citrakom Persada untuk penguatan kelembagaan petani. Dampak lain adalah meningkatkan reputasi produk kopi arabika di Ngada, Nagekeo dan Manggarai Timur sehingga posisi tawar petani didaerah semakin meningkat,” imbuh Tay. [YOS/A-21]
0 komentar:
Posting Komentar